JAKARTA – Rentetan kecelakaan kerja pada proyek infrastruktur di Jakarta menjadi perhatian publik belakangan ini. Wajar, kecelakaan kerja itu menyebabkan banyak korban kritis hingga meninggal dunia. Oleh karena itu, ke depan perlu dicegah kejadian serupa terulang kembali.
Pakar manajemen inovasi dari Universitas Indonesi (UI), Ali Berawi, mengatakan, langkah utama yang harus dilakukan dalam pengerjaan proyek konstruksi adalah pembenahan sistem secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya harmonisasi, sinergi antarlintas kementerian maupun aspek manajemen.
“Terutama penyelenggara jasa dalam hal ini kontraktor, harus mampu melaksanakan pembangunan yang lebih berorientasi kepada mutu, keamanna yang baik, melaksannakan SOP (standard operating procedure), dan perencanaan secara disipilin dan konsisten,” ujar Ali di Depok, Jumat (2/3/2018).
Ali menegaskan, terdapat beberapa hal teknis yang wajib dipenuhi. Misalnya dari sisi perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dibuktikan dengan equipment (peralatan) yang memiliki sertifikat layak operasi serta tenaga kerja yang kompeten. Menurut dia, tidak masalah pengerjaan sebuah proyek konstruksi dilakukan percepatan atau dikebut demi mengejar target. Akan tetapi, kejar target itu harus disertai penambahan sumber daya dan biaya. Artinya, kemampuan finansial dari kontraktor, sub kontraktor, bahkan owner, harus dihitung secara tepat untuk melakukan akselerasi.
Dengan kata lain, percepatan penyelesaian proyek dimungkinkan selama didukung penambahan resources. Tanpa itu semua dan tanpa adanya disiplin, maka kemungkinan dapat menyebabkan mutu yang rendah dan kecelakaan kerja.
“Penambahan SDM (tenaga kerja) yang kompeten, harus tetap memperhatikan kompetensi, sertifikasi, dan pengetahuannya. Kemudian penambahan alat produksi. Pengerjaan yang memerlukan waktu cepat tidak berarti menurunkan standar keselamatan,” tandasnya.
Sumber: SINDO